Jumlah Soal 15 (25 Menit)
Penalaran Umum
Quiz-summary
0 of 15 questions completed
Questions:
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
Information
You have already completed the quiz before. Hence you can not start it again.
Quiz is loading…
You must sign in or sign up to start the quiz.
You must first complete the following:
Results
Results
Your time:
Time has elapsed
Categories
- Not categorized 0%
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- Answered
- Review
-
Question 1 of 15
1. Question
Teks di bawah ini untuk soal nomor 1 – 4
Perlambatan ekonomi global periode 2010 – 2014 menyebabkan penurunan harga-harga komoditas ke level yang rendah selama bertahun–tahun. Sebagai negara eksportir komoditas yang besar (dan kekurangan industri hilir), kinerja ekspor Indonesia sangat terpengaruhi saat harga komoditas (seperti batubara dan minyak sawit mentah) rendah. Rendahnya harga komoditas–komoditas tidak hanya disebabkan oleh permintaan global yang rendah namun juga karena kelebihan suplai di tahun 2000-an dan juga setelah selesainya resesi global yang besar yang terjadi di akhir 2000-an, institusi–institusi seperti Bank Dunia dan International Monetary Fund menerbitkan proyeksi pertumbuhan global yang terlalu optimis, maka banyak perusahaan masuk ke dalam sektor komoditas. Jika perusahaan–perusahaan komoditas yang dari dulu aktif berinvestasi kembali untuk meningkatkan kapasitas produksi maka terjadi timbunan suplai sehingga menekan turun harga komoditas pada paruh pertama tahun 2010-an.
Meskipun kami menganggap ekonomi Indonesia sebagai ekonomi yang sehat dan dengan prospek pertumbuhan yang sangat baik dalam jangka panjang, kami ingin menekankan disini bahwa tanpa (secara tiba-tiba) melonjaknya harga komoditas dan/atau lonjakan (yang tiba-tiba) dalam konsumsi rumah tangga, akan membutuhkan banyak tahun bagi Indonesia untuk kembali pada tingkat pertumbuhan di atas 6 persen (y/y). Jika pertumbuhan tidak dapat terangkat oleh ekspor komoditas dan konsumsi rumah tangga, maka pertumbuhan ekonomi itu perlu berasal dari perubahan struktural, yaitu (1) perkembangan industri manufaktur yang berorientasi ekspor (dan ini akan membutuhkan iklim usaha dan investasi yang kondusif), (2) pembangunan infrastruktur besar – besaran (yang menyebabkan efek multiplier dan mengurangi biaya logistik), dan (3) secara signifikan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
PDB (Pendapatan Domestik Bruto) per kapita Indonesia telah meningkat secara cepat pada tahun 2000-an dan setelahnya. Pada awalnya, Bank Dunia memproyeksikan Indonesia akan mencapai tingkat 3000 dolar AS (per kapita) pada tahun 2000 namun negara ini telah mencapai level ini satu dekade lebih awal. Mencapai level PDB per kapita sebesar 3000 dolar AS dianggap sebagai langkah yang penting sebab hal ini seharusnya menyebabkan percepatan pengembangan di sejumlah sektor (seperti retail, otomotif, properti) karena permintaan konsumen yang meningkat dan karenanya menjadi katalis pertumbuhan ekonomi. Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi PDB Indonesia. Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung pada pertanian menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, dimana sektor manufaktur (sejenis industri) kini lebih dominan daripada sektor pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa Indonesia mengurangi ketergantungan tradisionalnya pada sektor ekspor primer. Kendali begitu, perlu dicatat bahwa semua sektor utama ini mengalami ekspansi selama periode yang disebutkan.
-
Question 2 of 15
2. Question
-
Question 3 of 15
3. Question
-
Question 4 of 15
4. Question
-
Question 5 of 15
5. Question
-
Question 6 of 15
6. Question
-
Question 7 of 15
7. Question
-
Question 8 of 15
8. Question
-
Question 9 of 15
9. Question
-
Question 10 of 15
10. Question
-
Question 11 of 15
11. Question
-
Question 12 of 15
12. Question
-
Question 13 of 15
13. Question
-
Question 14 of 15
14. Question
-
Question 15 of 15
15. Question