Jumlah Soal 15 (22,5 Menit)
PPU – SMG Soshum
Quiz-summary
0 of 15 questions completed
Questions:
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
Information
You have already completed the quiz before. Hence you can not start it again.
Quiz is loading…
You must sign in or sign up to start the quiz.
You must first complete the following:
Results
Results
Your time:
Time has elapsed
Categories
- Not categorized 0%
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- Answered
- Review
-
Question 1 of 15
1. Question
Bacaan 1
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2007 membahas tentang kualifikasi dan standar kompetensi guru. Guru profesional dituntut memiliki kemampuan mengajar sebagaimana diisyaratkan dalam standar kompetensi pedagogik. Selain itu, guru juga harus mengembangkan profesionalitasnya secara terus menerus sebagaimana tertuang dalam kompetensi profesional. Peran guru diharapkan lebih dari sekedar memfasilitasi pengembangan ilmu pengetahuan dan kecakapan peserta didik. Jika peran guru sebagai sumber pengetahuan utama diminimalisir, guru ditempatkan sebagai […] dalam proses pembelajaran.
Karena salah satu ciri dari dari kompetensi generalisasi milenial adalah teknologi informasi, guru harus lebih jeli dalam memanfaatkan teknologi informasi. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia. Guru dapat memanfaatkan perangkat multimedia untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menarik.
Dalam mengembangkan bahan ajar berbasis multimedia untuk menstimulasi kemampuan kognitif peserta didik, guru perlu memperhatikan peran gambar, teks, video, animasi, audio, dan grafik yang disajikan. Guru juga dapat menggunakan aplikasi permainan, presentasi interaktif, buku elektronik dan sebagainya. Penggunaan multimedia yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran akan memperkuat penjelasan yang disampaikan secara lisan.
Sebagai guru generasi milenial, guru seharusnya tidak gagap teknologi informasi dan menggunakan teknologi informasi dalam setiap pembelajaran di sekolah. Semakin optimal guru memanfaatkan teknologi informasi yang tersedia, semakin menarik pembelajarannya.
(Diadaptasi dari https://www.kompasiana.com/)
Bacalah tulisan di atas, kemudian jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.
-
Question 2 of 15
2. Question
-
Question 3 of 15
3. Question
-
Question 4 of 15
4. Question
-
Question 5 of 15
5. Question
Bacaan 2
Penyebaran tanah dan berita palsu yang marak disinyalir terkait dengan literasi dan apresiasi masyarakat terhadap kesusastraan. Apresiasi merupakan aktivitas memahami, menginterpretasi, menilai, dan pada akhirnya memproduksi sesuatu yang sejenis dengan karya yang diapresiasi. Dengan demikian , kegiatan apresiasi tidak hanya bersifat reseptif tetapi yang lebih penting adalah apresiasi juga bersifat produktif. Penghargaan terhadap karya sastra mulai memudar seiring dengan minat masyarakat terhadap informasi-informasi singkat. Informasi –informasi singkat ini kehilangan kelengkapannya sehingga terkadang dipakai sebagai media untuk memuluskan keinginan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pengajaran sastra di lembaga pendidikan formal idealnya tidak hanya sebatas pada mempelajari teks sastra berdasarkan aliran-aliran tertentu untuk dipahami dan diinterpretasikan. Pengajaran sastra harus diarahkan pada kegiatan membaca karya sastra, mengakrabkanpeserta didik pada kesusastraan dan menghargai karya sastra sehingga mereka benar-benar mengalami dan masuk dalam ranah sastra. Di sisi lain, pengajaran sastra juga harus berfokus pada pendidik. Tujuannya adalah agar guru memiliki kemampuan dan kapabilitas yang memadai untuk mendampingi peserta didik memahami sastra. Selain pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum juga diharapkan tidak menuntut pemberlakuan satu metode pembelajaran tertentu tetapi harus memberikan kesempatan pada guru untuk mengggunakan berbagai metode secara bervariasi dalam penyajian materi tertentu untuk agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berangkat dari hal ini maka orientasi pada pengajaran konsep teori sastra dan sejarah sastra tampaknya sudah saatnya dikurangi. Yang lebih diipentingkan saat ini tampaknya adalah pengakraban peserta didik terhadap karya sastra sehingga mereka mampu menikmati, mengkritik, dan menciptakan karya sastra sendiri.
Sekolah harus selalu melakukan kajian dan inovasi berkelanjutan agar dapat menjadi tempat yang baik bagi upaya menghidupkan sastra. Keberhasilan sekolah dalam hal ini akan membawa perubahan bagi perkembangan pengetahuan siswa dan guru dalam dunia literasi. Membimbing siswa dalam dunia literasi tidak ubahnya seperti membawa mereka memasuki taman bunga. Guru harus mampu membuat siswa merasa nyaman dan senang ketika memasukinya. Jika strategi ini terealisasikan dengan baik maka bukan tidak mungkin harkat dan martabat bangsa Indonesia akan semakin terangkat dalam peraturan kebudayaan di dunia.
(Diadaptasi dari https://agupena.or.id/)
-
Question 6 of 15
6. Question
-
Question 7 of 15
7. Question
-
Question 8 of 15
8. Question
-
Question 9 of 15
9. Question
Bacaan 3
(1) Kecemburuan adalah sifat emosi yang kompleks meliputi perasaan takut tinggalkan hingga kemarahan dan penghinaan. (2) Sifat ini menyerang orang-orang dari berbagai usia, jenis kelamin, dan profesi. (3) Saat ini juga biasanya terjadi ketika seseorang merasakan ada ancaman terhadap hubungan berharga dari pihak ketiga. (4) Ancamannya mungkin nyata atau bayangan.
(5) Meskipun kecemburuan adalah pengalaman emosional yang menyakitkan, para psikolog meng-anggapnya sebagai sesuatu yang penting. (6) Kecemburuan dianggap sebagai sinyal atau seruan bahwa hubungan bernilai berada dalam bahaya dan langkah-langkah perlu diambil untuk menyelamatkan hubungan tersebut. (7) Oleh sebab itu, kecemburuan dipandang sebagai emosi yang diperlukan karena menjaga ikatan sosial.
-
Question 10 of 15
10. Question
-
Question 11 of 15
11. Question
-
Question 12 of 15
12. Question
Bacaan 4
(1) Gotong royong saat berladang masih membudaya di komunitas Dayak Jalai, Kalimantan Barat. (2) Mereka bekerja suka rela tanpa diganjar upah sepeser pun. (3) Pemilik ladang cukup menyediakan bahan dan peralatan penanaman padi serta konsumsi. (4) Bekerja dengan gotong royong saat berladang tidak semata mampu menekan biaya produksi. (5) Tradisi itu juga merekatkan rasa persaudaraan dan solidaritas warga. (6) Kehidupan yang harmonis itulah yang menjadi daya tarik wisatawan, untuk berkunjung pada saat musim tanam tiba.
-
Question 13 of 15
13. Question
-
Question 14 of 15
14. Question
-
Question 15 of 15
15. Question